Metode flipped classroom atau pembelajaran terbalik merupakan suatu pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan yang memanfaatkan teknologi untuk mengubah cara pengajaran yang sebelumnya sudah terbiasa dilakukan. Dalam metode ini, siswa terlebih dahulu mempelajari materi pelajaran secara mandiri di rumah melalui video pembelajaran, bahan bacaan, atau sumber online lainnya, sebelum materi tersebut diajarkan di sekolah. Waktu di dalam kelas kemudian digunakan untuk penjelasan lebih dalam, diskusi, praktik, dan penerapan konsep yang telah dipelajari. Metode ini menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan, tetapi juga tidak lepas dari tantangan yang perlu diatasi.
Berikut ini adalah penjabaran dari sejumlah manfaat dan tantangan pembelajaran dengan menggunakan metode flipped classroom:
Manfaat:
- Siswa menjadi mandiri dalam belajar.
Flipped classroom mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Mereka harus bertanggung jawab dalam mengelola waktu untuk mempelajari materi sebelum masuk ke dalam kelas. Kedisiplinan siswa dalam belajar tidak hanya membantu dalam pembelajaran akademis di sekolah, tetapi juga memberikan manfaat pengembangan keterampilan manajemen diri yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
- Siswa menjadi lebih aktif di kelas.
Dengan mempelajari materi yang akan dibahas di kelas, siswa menjadi lebih percaya diri untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pemateri, tetapi juga dapat menjadi fasilitator untuk grup diskusi, tanya jawab, serta aktivitas-aktivitas lain yang melibatkan para siswa secara aktif. Keterlibatan siswa secara aktif ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar para siswa.
- Guru dapat memusatkan perhatian kepada siswa yang memerlukan bantuan.
Metode flipped classroom memberikan waktu luang yang lebih bagi guru di dalam kelas, karena guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu yang banyak untuk menjabarkan materi tersebut. Ketika guru melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari di rumah, guru dapat melihat siswa mana yang perlu dibantu untuk lebih memahami materi tersebut.
- Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Jika semua siswa telah mempelajari materi sebelum memulai proses pembelajaran di kelas, waktu belajar di dalam kelas dapat digunakan untuk mendiskusikan materi lebih jauh, seperti misalnya hubungan materi dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mendorong para siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Siswa akan belajar untuk menghubungkan teori dengan praktik serta menyelesaikan masalah nyata.
- Siswa dapat mengembangkan keterampilan interpersonal.
Kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan di dalam kelas akan memberikan pengalaman bekerja dalam tim, menyampaikan pendapat, juga menjadi pemimpin suatu tim. Hal ini sangat baik bagi pengembangan keterampilan interpersonal yang mungkin tidak akan didapat oleh para siswa jika guru masih melakukan sistem pelajaran tradisional di mana guru menerangkan dan murid menyimak dengan tenang.
- Siswa dapat mengakses materi pembelajaran dari mana dan kapan saja.
Materi pembelajaran yang disediakan secara daring dapat diakses kapan dan di mana saja, sehingga siswa dapat meninjau kembali materi sesuai kebutuhan. Fleksibilitas untuk mengakses materi ini sangat memudahkan siswa untuk dapat terus belajar sesuai kecepatan dan kemampuan mereka dalam memahami materi pembelajaran.
Tantangan:
- Kendala akses teknologi
Tidak semua siswa memiliki perangkat komputer atau laptop pribadi yang dapat dipakai untuk pembelajaran mandiri. Begitu pun dengan koneksi internet yang memadai di rumah sendiri. Hal ini akan menjadi hambatan yang besar dalam mengakses materi pembelajaran secara online.
- Kesiapan siswa dan guru
Siswa terkadang belum siap untuk belajar mandiri tanpa pemaparan guru terlebih dahulu. Siswa membutuhkan waktu untuk membiasakan diri belajar tanpa adanya pengawasan guru. Siswa juga perlu melatih kedisiplinannya dalam belajar. Di sisi lain, guru-guru dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi untuk mempersiapkan bahan ajar mandiri yang menarik dan tidak membosankan untuk para siswa.
- Adaptasi terhadap perubahan
Setiap perubahan pasti membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Begitu juga dengan perubahan dari metode pembelajaran tradisional ke metode flipped learning ini. Siswa dan guru mungkin mengalami resistensi awal atau kebingungan dalam menyesuaikan diri dengan metode baru ini.
- Kualitas materi pembelajaran
Metode flipped learning membutuhkan kualitas materi pembelajaran yang baik, karena keberhasilan flipped classroom sangat tergantung pada kualitas materinya, serta cara penyajiannya. Video atau bahan bacaan harus jelas, menarik, dan mudah dipahami. Guru harus mengalokasikan waktu dan usaha yang lebih untuk menghasilkan materi berkualitas tinggi yang dapat mendukung pembelajaran siswa.
- Pemantauan dan evaluasi proses belajar
Para guru perlu memiliki sistem yang efektif dan efisien untuk melakukan pemantauan proses belajar siswa, serta untuk mengevaluasi sejauh mana siswa memahami materi yang dipelajari secara mandiri. Hasil evaluasi inilah yang akan dipakai untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran dengan metode flipped learning yang digunakan.